Sabtu, 19 November 2016

kabut dan jenisnya


                                                                        Rabu, 24 Agustus 2016
                                                                        05:25 a.m



Kabut merupakan kumpulan tetes-tetes air yang ukurannya sangat kecil dan melayang-layang di udara. Kabut mempunyai kemiripan dengan awan, hanya saja awan tidak menyentuh permukaan tanah, sedangkan kabut menyentuh permukaan tanah/bumi. Biasanya kabut ini dapat kita lihat di daerah yang dingin atau daerah yang tinggi. Lalu bagaimanakah sebernarnya kabut bisa terbentuk? 

Secara umum kabut terbentuk saat udara yang jenuh akan uap air didinginkan di bawah titik bekunya. Jika udara berada di atas daerah perindustrian, udara itu mungkin juga mengandung asap yang bercampur kabut membentuk kabut berasap. Campuran tersebut menjadikan pedas di mata dan dapat menyebabkan batuk. 

Di kota-kota besar, asap pembuangan mobil dan polutan lainnya mengandung hidrokarbon dan oksida-oksida nitrogen yang diubah menjadi kabut berasap fotokimia oleh sinar matahari. Ozon dapat terbentuk di dalam kabut berasap ini menambah racun lainnya di dalam udara. Kabut berasap ini mengiritasi mata dan merusak paru-paru. Seperti hujan asam, kabut berasap dapat dicegah dengan menghentikan pencemaran atmosfer. Kabut juga dapat terbentuk dari uap air yang berasal dari tanah yang lembap, tanamantanaman, sungai, danau, dan lautan. Uap air ini berkembang dan menjadi dingin ketika naik ke udara. Udara dapat menahan uap air hanya dalam jumlah tertentu pada suhu tertentu. Udara pada suhu 30 °C dapat mengandung uap air sebanyak 30 gr uap air per m3, maka udara itu mengandung jumlah maksimum uap air yang dapat ditahannya.

Volume yang sama pada suhu 20 °C udara hanya dapat menahan 17 gr uap air. Sebanyak itulah yang dapat ditahannya pada suhu tersebut. Nah, udara yang mengandung uap air sebanyak yang dapat dikandungnya disebut udara jenuh. 

Ketika suhu udara turun dan jumlah uap air melewati jumlah maksimum uap air yang dapat ditahan udara, maka sebagian uap air tersebut mulai berubah menjadi embun. Kabut akan hilang ketika suhu udara meningkat dan kemampuan udara menahan uap air bertambah. Menurut istilah yang diakui secara internasional, kabut adalah embun yang mengganggu penglihatan hingga kurang dari 1 km.

Saat ini ada 4 macam jenis kabut yang diketahui, yaitu sebagai berikut.

1. Kabut Advection
Kabut advection adalah kabut yang terbentuk dari aliran udara yang melalui suatu permukaan yang memiliki suhu yang berbeda. Salah satu contoh kabut ini adalah kabut laut yang terjadi ketika udara yang basah dan hangat mengalir di atas suatu permukaan yang dingin. Kabut laut sering muncul di sepanjang pesisir pantai dan di tepi-tepi danau.

Salah satu jenis yang lain dari kabut advection disebut kabut uap. Kabut ini terbentuk dari aliran udara dingin yang melalui air hangat. Uap air dari hasil penguapan permukaan air secara terus menerus, bertemu dengan udara dingin. Ketika udara mencapai titik jenuh, maka kelebihan uap air secara cepat mengembun menjadi kabut yang berasal dari penguapan permukaan air. Kabut uap sering muncul pada saat udara dingin bertiup di atas danau yang luas dan bertiup di atas danau yang hangat.

2. Kabut Frontal
Kabut frontal terbentuk melalui suatu pertemuan antara dua massa udara yang berbeda temperaturnya. Kabut ini terbentuk ketika hujan turun dari massa udara yang hangat ke dalam massa udara yang dingin tempat uap air menguap. Dengan demikian akan menyebabkan uap air pada udara dingin melampaui titik jenuh.

3. Kabut Radiasi
Kabut radiasi terbentuk pada malam yang tenang dan bersih, ketika tanah memancarkan kembali panas ke dalam udara. Satu lapis kabut terbentuk di seluruh permukaan tanah, dan secara bertahap bertambah menjadi tebal. Kabut radiasi sering muncul di lembah-lembah yang dalam.

4. Kabut Gunung
Kabut gunung terbentuk ketika uap air bergerak menuju ke atas melewati lerenglereng gunung. Udara dingin bergerak ke atas lereng sampai tidak sanggup menahan uap air. Titik-titik kabut kemudian terbentuk di sepanjang lereng gunung.



13 komentar: