Sabtu, 19 November 2016

cahaya bintang

                                                                        Kamis, 18 agustus 2016
                                                                        20:15 p.m

Malam ini cuaca cukup cerah, karena tidak ada tugas dan pekerjaan yang lainnya saya putuskan untuk melihat – lihat suasana malam di balkon kamar saya. Cuaca nya cukup dingin tetapi tidak membuat saya untuk mengurungkan niat saya melihat suasana malam. Saat saya melihat ke atas langit, saya melihat banyak sekali bintang yang berkerlap-kerlip. Kemudian tibul pertanyaan di benak saya, apa yang membuat bintang itu mengeluaran cahaya yang sangat indah itu?




Bintang adalah bola gas raksasa yang senantiasa terbakar dengan dahsyat. Pembakaran ini menghasilkan radiasi cahaya yang dapat mencapai bumi. Karena jarak antara bintang dan bumi sungguh-sungguh teramat sangat jauh sekali, maka cahaya dari bintang itu baru akan sampai ke bumi setelah menempuh perjalanan beribu-ribu tahun lamanya. Oleh sebab itu, bintang yang setiap malam kita pandangi itu bukanlah bintang masa kini, melainkan bintang ribuan tahun yang lalu. Bahkan sangat mungkin terjadi, bintangnya sendiri sudah lama mati, habis terbakar, namun cahayanya masih kita lihat di langit malam.

Cahaya memiliki kecepatan sekitar 300.000 km/s di ruang hampa. Ketika cahaya memasuki medium tertentu, kecepatan ini berkurang. Semakin rapat mediumnya, kecepatan cahaya akan semakin menurun. Jadi, kecepatan cahaya bergantung pada kerapatan medium yang dilaluinya.

Bumi terselubungi oleh atmosfer yang tebal. Atmosfer sendiri tersusun dari kombinasi berbagai macam gas. Masing - masing jenis gas memiliki kerapatan yang berbeda satu sama lain. Contoh, kerapatan oksigen berbeda dengan kerapatan karbondioksida, begitu pula kerapatan nitrogen berbeda dengan kerapatan ozon. Jadi, kerapatan atmosfer tidak seragam. Alhasil, ketika cahaya bintang memasuki atmosfer, kecepatannya akan berubah-ubah. Hal ini mengakibatkan adanya jeda-jeda pada suatu berkas cahaya bintang. Jeda - jeda ini dipersepsikan oleh mata kita sebagai kelap-kelip. 

Matahari, sebagai salah satu bintang di alam semesta, sebetulnya juga berkelap-kelip, namun karena jaraknya lebih dekat ke bumi, cahayanya lebih luas meliputi atmosfer bumi dan lebih kuat intensitasnya, sehingga kelap-kelipnya tidak tampak jelas.


6 komentar: