Jumat,
2 september 2016
A. PENGERTIAN KALOR
Kalor adalah salah satu bentuk energi yang
dapat berpindah dari satu benda ke benda lainnya karena adanya perbedaan suhu.
Ketika dua benda yang memiliki perbedaan suhu bertemu maka kalor akan mengalir
(berpindah) dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Contohnya ketika kita mencampurkan air dingin dengan air panas, maka kita akan
mendapatkan air hangat.
B. RUMUS DANSATUAN KALOR
Satuan kalor adalah Kalori (Kal) atau Joule (J). Kalori adalah
banyaknya kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram air agar suhunya
menjadi 1 derajat Celcius.
1 Kalori = 4,2 Joule
1 Joule = 0,24 Kalori
Rumus
Kalor :
Keterangan :
Q = Kalor (J)
m : Massa Benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT = Perubahan Suhu (oC)
C. KALOR DAN PERUBAHAN PADA BENDA
1. Kalor Dapat Mengubah Suhu Zat
Pada hakikatnya, setiap benda yang suhunya lebih dari nol
mutlak, maka benda tersebut memiliki Kalor. Kandungan kalor inilah yang akan
menentukan berapa suhu tersebut. Apabila benda ini dipanaskan maka benda
tersebut menerima tambahan kalor sehingga suhunya meningkat. Sedangkan apabila
benda tersebut didinginkan maka benda tersebut melepaskan kalor sehingga
suhunya menurun.
2. Kalor Dapat Mengubah Wujud Zat
Beberapa benda jika diberikan kalor dalam satuan tertentu, benda
tersebut akan mengalami perubahan wujud. Contohnya adalah ketika es dipanaskan
(diberi kalor) maka es (wujud padat) tersebut akan menjadi air (Wujud Gas), dan
apabila pemanasan terus dilakukan maka air tadi juga akan menjadi Gas. Titik
dimana suatu zat akan berubah menjadi Zat Cair disebut Titik Cair atau Titik
Lebur benda.
D. KALOR JENIS DAN KAPASITAS KALOR
Berdasarkan penelitian didapatkan bahwa jika kalor diberikan
pada dua benda yang berbeda, maka akan menghasilkan suhu yang berbeda pula,
Contohnya ketika minya dan air dipanaskan dengan suhu yang sama maka minyak
akan memiliki perubahan suhu 2 kali lebih besar dibandingkan air. Hal Ini
disebabkan oleh perbedaan kalor jenis yang dimiliki suatu benda. Kalor Jenis
Benda adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu dari 1 kg
massa benda tersebut menjadi 1 derjat celcius. Satuan dari Kalor Jenis adalah
Kalori / GramoCelcius atau dalam Sistem Internasional ditetapkan
dengan Joule / KilogramoCelcius. Kalor Jenis dapat dituliskan dalam
persamaan berikut :
Keterangan :
Q = Kalor (J)
m : Massa Benda (kg)
c = Kalor Jenis (J Kg oC)
ΔT = Perubahan Suhu (oC)
Sedangkan kapasitas kalor adalah jumlah kalor yang diperlukan
untuk menaikkan suhu zat tersebut sebanyak 1 derajat Celcius. Jika kalor Q
menghasilkan suhu sebesar t maka kapasitas kalor dapat dirumuskan:
E. PERPINDAHAN KALOR
Seperti yang telah kami jelaskan di awal bahwa perpindahan kalor
terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Ada tiga jenis
perpindahan kalor yang dapat terjadi, yaitu :
1. Perpindahan Kalor Secara Konduksi
Perpindahan Kalor secara konduksi adalah perpindahan kalor
melalui suatu zat perantara (logam) tanpa disertai perpindahan partikel –
partikel zat tersebut secara permanen. Contohnya adalah ketika kita memanaskan
salah satu ujung logam, maka ujung logam lainnya akan ikut panas karena terjadi
hantaran kalor dari suhu tinggi ke suhu rendah. Ketika memanaskan salah satu
ujung logam, maka partikel yang terdapat pada ujung logam tersebut akan
bergetar dan membuat getaran terjadi pada partikel lain yang terhubung
dengannya. Sehingga seluruh partikel logam tersebut akan bergetar walaupun
hanya satu ujung logam yang dipanaskan, nah hal ini lah yang akan merangsang
terjadinya perpindahan kalor.
2. Perpindahan Kalor Secara konveksi
Perpindahan kalor secara konveksi adalah perpindahan kalor
melalui suatu zat yang disertai dengan perpindahan bagian-bagian zat tersebut.
Konveksi dapat terjadi pada zat cair atau gas. Ada dua jenis perpindahan kalor
secara konveksi, yaitu :
a. Konveksi Alamiah
Konveksi alamiah adalah konveksi yang dipengaruhi gaya apung
tanpa faktor luar, dan disebabkan oleh karena adanya perbedaan massa jenis
benda. Contohnya adalah pada pemanasan air, massa jenis partikel air yang sudah
panas akan naik menjauh dari api dan digantikan dengan partikel air lain yang
suhunya lebih rendah. Proses ini membuat seluruh partikel zat cair tersebut
akan panas sempurna.
b. Konveksi Paksa
Konveksi paksa adalah konveksi yang terjadi karena adanya
pengaruh faktor luar (contoh tekanan), dan perpindahan kalor dilakukan dengan
sengaja/dipaksakan. Artinya aliran panas kalor dipaksa menuju ke tempat yang
ingin dituju dengan bantuan faktor luar seperti tekanan. Contohnya adalah pada
kipas angin yang akan membawa udara dingin ke tempat yang panas, dan radiator
mobil yang memiliki sistem pendingin mesin.
3. Perpindahan Kalor Secara Radiasi
Perpindahan kalor secara Radiasi adalah proses perpindahan kalor
yang tidak menggunakan zat perantara. Perpindahan kalor secara radiasi berbeda
dengan konduksi dan konveksi. Pada Radiasi, agar terjadinya perpindahan kalor,
kedua benda tidak harus bersentuhan karena kalor dapat berpindah tanpa zat
perantara. Artinya kalor tersebut akan di pancarkan ke segala arah oleh sumber
panas, dan akan mengalir ke segala arah. Contohnya adalah saat kita dekat
dengan api unggun dari sudut manapun, maka kita tetap akan merasakan kehangatan
dari sumber api, contoh lainnya adalah panas matahari yang sampai ke bumi dan
planet – planet lain.
4. Pencegahan perpindahan kalor
Perpindahan kalor secara konduksi, konveksi, dan radiasi dapat
dicegah dengan mengisolasi ruangan tersebut. Contoh sederhana penerapan cara
ini adalah pada termos. Termos digunakan untuk menjaga suhu air tetap panas
dengan mencegah perpindahan kalornya.
F. KALORIMETER
Kalorimeter ini terdiri atas dua buah bejana dari tembaga yang
kalor jenisnya belum diketahui. Bejana tembaga kecil diletakkan dalam bejana
lain yang lebih besar. Agar kedua bejana tidak bersentuhan, diantara kedua
bejana tersebut diletakkan isolator sebagai bahan penyekat kalor, contohnya
gabus. Bahan isolator ini berfungsi untuk menahan kalor yang ada di dalam
kalorimeter agar tidak keluar serta tidak ada kalor yang masuk dari luar. Umumnya
tutup yang digunakan terbuat dari bahan kayu yang juga dapat berfungsi sebagai
isolator yang baik. Pada tutupnya terdapat dua buah lubang yang berguna untuk
meletakkan termometer dan pengaduk. Pada waktu sampel logam dimasukkan ke dalam
kalorimeter, air di dalamnya tidak perlu diaduk agar sistem dapat mencapai
keseimbangan termal dengan segera. Batang pengaduk ini biasanya terbuat dari
bahan yang sama dengan bejana kalorimeter.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar